Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha
Allah
Yang Maha kuasa menguatkan Nabi Yusuf as di muka bumi. Setelah dibuang
disumur dan dijual di pasar ia kemudian tinggal di rumah seorang pria
yang berkuasa dan Allah SWT akan mengajarinya takwil mimpi. Hari demi
hari berlalu. Nabi Yusuf as pun semakin tumbuh menjadi dewasa. Nabi
Yusus as oleh Allah diberi kemampuan untuk mengendalikan suatu masalah
dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa peristiwanya.
Ia juga diberi kemampuan berdialog yang dapat menarik simpati orang yang
mendengarnya. Nabi Yusuf as diberi kemuliaan sehingga ia menjadi
pribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya mengetahui bahwa Allah
SWT memuliakannya dengan mengiim Nabi Yusuf as padanya. Ia mengetahui
bahwa Nabi Yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah
(keteguhan) lebih dari siapaun yang pernah ia temui dalam selama
hidupnya.
Sementara
itu, Zulaikha atau isteri Al-Azis selalu mengaawasi Nabi Yusuf as. Ia
duduk disampingnya dan berbincang-bincang bersamanya. Ia mengamati
kejernihan mata Nabi Yusuf as. Lalu ia bertanya kepadanya dan
mendengarkan jawaban dan Nabi Yusuf as. Akhirnya, kekagumannya semakin
bertambah pada Nabi Yusuf as.
Al Qur
an tidak menyebut sedikit pun tentang berapa usia wanita itu dan berapa
usia Yusuf. Kita dapat mengamati hal itu hanya dengan perkiraan. Ia
menghadirkan Yusuf saat beliau masih kecil dari sumur. Dia adalah
seorang isteri yang misalnya berusia dua puluh tiga tahun, lalu ia
berusia tiga puluh enam, sementara Yusuf berumur dua puluh lima tahun.
Apakah peristiwa itu memang terjadi di usia ini? Boleh jadi memang
demikian. Tidakan wanita itu dalam peristiwa itu dan peristiwa
sesudahnya menunjukkan bahwa ia wanira yang sudah matang dan cukup
berani. Peristiwa yang diungkapkan oleh Al Qur an al kami ini merupakan
puncak dari perisitwa peristiwa yang lalu.
Zulaikha jatuh cinta pada Nabi Yusuf
Zulaikah
sang isteri Al Azis sangat mencintai Nabi Yusuf as. Ia merayunya
dengan terang terangan. Nabi Yusuf as yang telah terdiidik di istana
seorang menteri besar di mesir dengan lingkungan yang mewah dan
dikelilingi wanita yang cantik, di rayu oleh Zulaika dengan rayuan yang
umumnya dilakukan oleh wanita pada laki-laki.
Meskipun
telah dirayu oleh wanita yang sudah dirasuki nafsu, namun Nabi Yusuf as
masih kuat ketaqwaannya. Sang wanita itu bosan karena sikap cuek dan
tidak peduli Nabi Yusuf terhadapnya namun menganggap sikap Nabi Yusuf
tersebut pura pura, atau menjaga image saja. Ia pun mengubah cara
menggoda bukan lagi dengan bahasa isyarat, namun dengan menggoda yang
lebih terang terangan. Wanita itu menutup semua pintu dan melupakan rasa
malunya, kemudian ia mengunggapkan rasa cintanya Nabi Yusuf as.
Nabi
Yusuf as merupakan salah satu hamba Alla yang ikhlas, maka ia akan
tersucikan dari berbagai dosa. Namun bukan berarti bahwa Nabi Yusuf as
tidak memiliki nafsi sebagai seorang lelaki dan selain itu bahwa Nabi
Yusuf bukan seperti malaikat yang tidak terpengaruh oleh rasa duniawi.
Godaan dari wanita itu merupakan godaan yang cukup berat, namun beliu
mampu untuk melawannya, karena jiwanya tidak cenderung pada nafsunya.
Kemuan atas izin Allah, jiwanya dibimbing dan ditenangkan karena
ketakwaannya yang mampu melihat tanda-tanda kebenaran dari Tuhannya.
Apalagi Nabi Yusuf as adalah putera Nabi Ya’qub as, seorang Nabi, Putera
dari Ibhraim, yang merupakan kakek dari para Nabi dan kekasih Allah
SWT.
Terjadilan pergelutan antara
mereka berdua. Percakapan telah berubah dari basa lisan menuju bahasa
tangan. Zulaikha mengulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk
memeluknya. Nabi Yusus as berputar dalam keadaan pucat wajahnya dan
berlari menuju ke pintu. Lalu ia dikejar oleh wanita itu dan wanita itu
menarik-narik pakaiannya. Keduanya sampai ke pintu. Namun tiba tiba itu
terbuka, suaminya dan salah satu kerabatnya ada di muka pintu yang
terbuka itu.
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha
– Setelah melihat suaminya ada di hadapannya, ia segera menggunakan
kelicikannya. Saat itu tampak jelas bahwa sedang terjadi pergelutan.
Nabi Yusuf as tampak gemetar dengan penuh rasa malu dan butiran-butiran
keringat mengalir dari keningnya. Sebelum suaminya membuka mulut untuk
memulai pembicaraan, wanita yang sebelumnya merayu Nabi Yusuf as itu
mendahului berbicara dengan melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as,
seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :
“Dan
keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis
Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita
itu di muka pintu. Wanita itu berkata : “apakah pembalasan terhadap
orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan
atau (dihukum) dengan azab yang pedih” (Qs : 12 : 25)
Wanita
itu menuduh Nabi Yusuf as telah merayunya. Ia mengatakan bahwa Yusuf
berusaha memperkosanya. Nabi Yusuf asmemandangi wanita itu dengan
kepolosan dan kesabaran. Sebenarnya Nabi Yusuf as berusaha
menyembunyikan rahasia wanita itu namun ketika ia mulai menuduh Nabi
Yusuf as terpaksa membela diri.
Yusuf
berkata : “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)” dan
seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian : “Jika baju
gamis koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk
orang-orang yang dusata. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka
wanita itu yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (Qs 12
: 26 – 27)
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha
– Kini giliran si suami menunjukkan reaksinya. Kami kira ia berkata :
“Pelankanlah suara kalian berdua. Sesungguhnya di rumah ini terdapat
banyak budak dan pembantu. Ini adalah masalah khusus”. Kepala menteri
itu adalah seorang tua yang terkan tenang dan tidak gampang emosi.
Kemudian kepala menteri itu duduk dan mulai mengusut kejadian itu. Ia
bertanya kepada isterinya dan juga bertanya kepada Yusuf. Kemudian orang
yang ada di dekat wanita itu berkata : “Sesungguhnya kunci persoalan
ini terletak pada pakaian Yusuf. Jika pakaiannya robek dari depan, maka
berati Yusuf memang ingin memperkosanya. Wanita itu akan merobek pakaian
Yusuf untuk mempertahankan dirinya”
Si
suami berkata : “Lalu bagaimana jika pakaiannya robek dari belakang”.
Seorang penengah dari keluargannya berkata : “Maka ini berarti wanita
itu yang merayunya. Jadi kunci dari peristiwa ini ada pada pakaian
Yusuf”. Akhirnya, pakaian itu berpindah dari satu tangan ke tangan yang
lain. Kemudian seorang penengah dari keluarga mengamati robek dari
belakang. Selanjutnya, kepala menteri itu pun melihatnya dan ia juga
menemui bahwa pakaian itu robek dari belakang. Sehingga secara langsung
tuduhan itu malah berbalik kepada si isteri.
Ketika
sang suami memastikan penghianatan isterinya, ia tampak begitu tenang
dan tidak menunjukkan emosi yang berlebihan seperti kebanyakan orang,
bahkan ia tidak sampai berteriak dan tidak marah. Jabatan menteri yang
disandangnya memaksa untuk bersikap penuh ketenangan dan kelembutan
ketika menghadapi suatu persoalan.
“Sesungguhnya
(kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya
kamu adalah besar”. Ia menegaskan bahwa tipu daya perempuan umumnya
sangat besar (berbahaya).
Kemudian
ia menoleh pada Nabi Yusuf as, dan kemudian si suami merasa bahwa ia
belum mengatatakan sesuatu pun kepada isterinya selain pertanyaan yang
berhubungan dengan tipu daya kaum wanita secara umum. Ia ingin berkata
kepada isterinya tentang sesuatu yang khusus. Ia berusaha untuk bersikap
keras pada isterinya tetapi kekerasan itu berakhir dengan kelembutan
yang terwujud dalam ucapannya :
“(hai)
Yusuf : “Berpalinglah dari masalah ini, dan (kamu hai isteriku) mohon
ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang
yang berbuat salah”
Setelah
pernyataan yang pertama dan nasihat yang terakhir, si suami mengakhiri
masalah tersebut, lalu Nabi Yusuf as pun pergi. Tuan rumah itu tidak
meminta perincian peristiwa yang terjadi antara iserinya dan pemuda yang
mengabdi kepadanya. Yang ia minta adalah agar pembicaraan itu ditutup
sampai di sini saja.
Kisah para wanita terpotong tangannya ketika melihat nabi yusuf as
Masalah
mengenai isteri menteri yang menggoda Yusuf ternyata tidak bisa
ditutup untuk kalangan terbatas. Meskipun terjadi di kalangan masyarakat
yang terpandang tidak dapat begitu saja ditutup. Sehingga masalah yang
niatnya tidak untuk diketahui orang banyak itu tersebar ke mana-mana.
Peristiwa itu tersebar dari satu istana ke istana istana penguasa saa
itu. Kemudian wanita-wanita yang tinggal di istana itu mulai ram-ramai
menjadikan bahan pembicaraan. Beberapa saat kemudian kejadian itupun
tersebar ke penjuru kota.
Sehingga
pada akhirnya berita tersebut pindah dari satu mulu ke mulut lainnya,
dari satu rumah ke rumah lainnya sehingga sampailah berita yang
memalukan itu sampai di terlinga isteri Al Azis atau menteri. Ia pun
ingin membuat pembelaan diri dengan mengundang para isteri-isteri
pembesar lainnya untuk datang ke rumahnya, untuk dijamu dengan makanan
dan minuman.
Isteri AL Aziz yang
sebelumnya pernah menggoda Nabi Yusuf ini terdiam sebentar, seperti
sedang berfikir. Kemudian ia menetapkan sesuatu dan memerintahkan untuk
mendatagkan para juru masak. Para juru masak pun datang ke istana. Ia
membertahu kepada mereka bahwa ia akan menyiapakan suatu jamian besar di
istana. Ia telah menentukan berbagai macam hidangan dan minumannya.
Kemudian ia memerintahkan agar meletakkan pisau pisau yang tajam di
sebelah buah apel yang dihidangkan, dan juga diletakkan kain putih di
sebelah wadah atau piring-piring yang ada ada apelnya, juga diletakkan
batal-bantal yang memang ketika itu menjadi tradisi di masyarakat timur.
Selanjutnya ia membuat undangan untuk para kaum hawa yang membicarakan
petualangan cintanya dengan Nabi Yusuf as.
Ketika
para tamu undangan telah hadir, isteri menteri itu memanfaatkan acara
itu untuk menunjukkan seorang pemuda yang paling tampan dan mengagumkan.
Perlu diketahui, bahwa undangan tersebut hanya untuk wanita saja,
sehingga para wanita lebih leluasa dan lebih bebas dalam bercerita dan
mengobrol. Para undangan itu duduk dan bersandar di batanal-bantal
sambil menikmati makanan dan minuuman. Pesta jamuan terus berlangsung
dengan hidangan yang istimewa dan minuman yang dingin sangat yang
menyenangkan .
Selain menikmati
makanan, mereka juga penuh dengan obrolan dan canda tawa. Namun setiap
wanita itu sengaja menahan agar tidak sampau membicarakan tentang Nabi
Yusuf as. Mereka sebenarnya mengetahui semua kejadian antar Isteri
menteri dan Nabi Yusuf as. Namun mereka tidak ingin membicarakan untuk
memberikan sikap sopan kepada tuan rumah, dan bersikap seolah olah tidak
tahu menahu soal itu. Itulah aturan yang biasa dipegang oleh masyarakat
elit ketika itu.
Namun zulaikha
justru membuka persoalan itu ke pada para tamu undangan, ia mengtaakan :
Aku mendengar ada wanita wanita yang mengatakan bahwa aku jatuh cinta
pada pemuda yang bernama Yusuf” Setelah mengatakan itu, tiba tiba muncul
keheningan yang menyelimuti meja makan itu, tangan tangan para undangan
pun tiba tiba berhenti bergerak. Isteri menteri itu benar benar
nggunakan kesmepatan itu. Ia bercerita sambil memerintahkan para
pembantunya untuk menghadirkan apel. Lalu dengan nada serius mengatakan
“Aku mengakui bahwa memang Yusuf pemuda yang mengagumkan. Aku tidak
mengingkari bahwa aku benar-benar mencintainya, dan aku telah
mencintainya sejak dulu.” Kemudian wanita-wanita itu mulai mengupas
apel. Ketika itu perbada di Mesir telah mencapai puncak, dimana gaya
hidup mewah menghiasai istiana-istana.
Pengakuan
dari iseri Menteri itu menimbulkan suatu kedamaian umum di ruanga itu.
Jika isteri menteri saja mengakui bahwa ia memang jatuh cinta pada Nabi
Yusuf asm maka pada gilirannya mereka pun berhak untuk mencintainya.
Meskipun demikian, mereka mengisyaratkan bahwa seharusnya isteri
menfteri tidak cenderung pada Nabi Yusuf as justrua ia harus menjadi
tempat cinta. Seharusnya ia yang dikejar lelaki, bukan sebaliknya.
Isteri menteri itu mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar Nabi Yusuf
as masuk ke dalam ruangan itu.
Nabi
Yusuf yang dipanggil oleh majikannya pun datang masuk. Para tamu atau
kaum wanita saat itu masih mengupas buah, dan belum lama Nabi Yusuf as
memasuki ruangan itu sehingga terjadilah apa yang dibayangkan oleh
isteri menteri. Tamu-tamu wanita itu tiba tiba membisa. Sungguh mereka
tercengang ketika menyaksikan wajah yang bercahaya yang menampilkan
ketampanan yang luar biasa, ketampanan malaikat. Para tamu wanita itu
terdiam dan mereka bertakbir, dan pada saat yang sama mereka terus
memotong buah yang mereka pegang. Di saat yang sama mata terus tertuju
hanya pada Nabi Yusuf as, mereka pun tidak ada yang melihat buah yang
sedang mereka potong, sehingga wanita wanita itu justru memotong
tangannya sendiri namun mereka tidak merasakan bahwa tangan mereka
terpotong. Kehadiran Nabi Yusuf as sungguh sangat mengagumkan, sampai
sampai tidak merasakan sakit dan keluar darah ketika tangan mereka
terpotong.
Kemudian tiba tiba isteri
menteri itu berdiri dan berkata : “Inilah dia orang yang menaklukkan
aku karena daya tariknya. Memang tidak aku pungkiri bahwa aku pernah
merayunya dan menggodanya untuk diirku. Di hadapan kalian ada handuk
putih untuk membalut luka. Sungguh kalian telah dikuasai oleh Yusuf,
maka lihatlah apa yang terjadinya pada tangan-tangan kalian” Kemudian
pandangan para wanita itu tertuju ke arah jari jari mereka yang
terpotong oleh pisau yang tajam namun tidak merasakan.
Nabi
Yusuf melihat ke arah bawah (tanah) atau mengarahkan pandangannya ke
depan tanpa ada maksud tertentu, tetapi ketika disebut ada darah yang
keluar dari sekitar tempat jamuan itu, maka ia pun melihat ke arah
tempat jamuan itu. Nabi Yusuf as dikejutkan dengan adanya darah yang
mengalir di sekitar buah apel yang keluar dari jari-jari wanita itu.
Nabi Yusuf as pun segera mendatangkan perban dan air seperti biasa yang
dilakukan pemuda yang bekerja di sitana. Isteri menteri berkata saat
Nabi Yusuf as membalut luka yang diderita oleh para wanita : “Sungguh
aku telah menggodanya namun ia mampu menahan dirinya. Jika dia tidak
mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan
dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina”
Yusuf
berdiri di tengah-tengah ujian yang berat ini dengan penuh keheranan :
“Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak engkau hindarkan dari
padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (emenuhi
keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh” (Qs :
12 : 33)
Semua wanita yang ikut
serta dalam undangan itu mencoba merayu Nabi Yusuf as dengan menggunakan
lirikan, gerakan gerakan tertentu, atau syarat, atau dengan bahasa yang
jelas. Yusuf memohon pertolongan kepada Allah yang maha bijaksana agar
ia diselamatkan dari pitu daya mereka. Ia berdoa kepada Allah sebagai
seorang manusia yang memiliki nafsu dan tidak terpedaya dengan
kemaksumannya dan keNabiannya. Ia berdoa kepada Allah agar memalingkan
tipu daya mereka darinya sehingga ia tidak cenderung kpada mereka dan
kemudian orang orang yang bodoh. Allah mengambulkan doanya. Kemudian
jari-jari wanita yang terputus mulai merasakan kesakitan, dan Nabi Yusuf
meninggalkan ruang makanan itu. Setiap wanita sibuk membalut lukanya
dan mereka berfikir tentang alasan apa yang akan mereka sampaikan ketika
ditanya oleh suami mereka mengenai luka pada tangan mereka?
Selanjutnya
para wanita mulai membicarakan Nabi Yusuf as, tentang pengaruhnya,
kewibawaannya dan kemuliannya. Mereka mulai bercerita bagaimana mereka
dengan tanpa sengaja memotong tangan mereka sendiri ketika melihat Nabi
Yusuf. Selanjutnya berita heboh itupun mulai tersebar dari kalangan atas
ke kalangan bahwa. Semakin banyak manusia yang mulai membicarakan sosok
pemuda yang menolak keinginan isteri seorang ketua menteri dan
isteri-isteri dari para menteri memotong tangan mereka karena terlalu
terpesona oleh ketampanan Yusuf. Andai saja berita itu hanya diketahui
oleh kalangan terbatas tentuya tidak banyak orang memperhatikan berita
itu. Namun berita itu talah menyebar dari kalangan atas sampai kalangan
bawah. Sehingga membuat penguasa merasa gusar. yang pada akhirnya
menyebabkan nabi yusuf dimasukkan penjara.
Itulah
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha masih ada lanjutan cerita nabi yusuf
yaitu kisah yang menceritakan nabi yusuf masuk penjara. dengan tabah
menjalani segala cobaan, selah beberapa tahun di penjara, oleh Allah
derajatnya diangkat ia dijadikan menteri.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar