Cerita Misteri Dua Tuyul Berbaju Merah
Cerita Misteri Dua Tuyul Berbaju Merah, KUCOBA.com - Seperti biasanya malam ini aku pulang dari jualan bakso di desa sebelah. Karena hari ini pembeli tidak terlalu ramai, pukul sebelas malam Aku baru pulang dari warung tempatku berjualan. Seperti biasa desa tempatku tinggal tidak terlalu ramai karena namanya juga desa, penduduk disini biasa tidur lebih sore dari penduduk kota. Sepi, sunyi, dan dingin adalah suasana seperti biasanya, hanya saja malam ini tanpa bintang dilangit karena mendung yang sejak sore tadi menghiasi langit desa ini masih juga belum meneteskan kumpulan air yang mendung bawa.
Pernah Aku mendengar tentang dua tuyul berbaju merah yang sering menampakkan dirinya di pertigaan jalan samping sungai angker di sebelah pemukiman warga. Awalnya Aku tidak percaya, tetapi masyarakat menganggap tuyul itu adalah piaraan satu keluarga dari dusun sebelah. Dan beberapa hari ini banyak warga kehilangan uang simpanannya, terbesit pertanyaan di benakku, “Mungkinkah dua tuyul itu kini beraksi?” Banyak yang bilang kalau tuyul dipelihara yang terdiri dari sepasang dan disuruh majikannya untuk mengambil uang ataupun benda lainnya dari masyarakat.
Aku bukan tipe orang yang takut dengan yang namanya benda gaib baik tuyul, gendruwo bahkan kuntilanak sudah pernah Aku temui. Dan malam ini memang malam peruntunganku, dua tuyul berbaju merah sedang asyik bermain di tepi jalan dan saling bercanda satu dengan yang lainnya. Sedikit takut namun geli Aku rasakan, masak makhluk ghaib juga bermain dan bercanda ria. Mereka berdua masuk ke halaman salah satu rumah mewah yang ada di desaku.
Tubuhnya kecil, cebol dan kepalanya botak, “Inikah yang namanya tuyul yang banyak dibicarakan warga, tetapi kenapa dia masuk ke salah satu rumah itu” mungkin mereka akan mengambil uang dari pemilik rumah. Aku menunggunya beberapa saat tetapi kedua tuyul berbaju merah itu tidak kunjung muncul lagi. Suara-suara aneh mulai terdengar, tangisan dan rintihan perempuan serta bergoyang-goyangnya pohon asem ditepi jalan tempatku memantau si tuyul membuatku ketakutan.
Aku baru ingat, malam ini malam Jum’at Kliwon. Bulu kuduk ini merinding tidak karuan, suara detak jantung bahkan bisa terdengar oleh telinga, tidak ada seorangpun saat ini. sesekali ada sekelebat orang yang berjalan wira-wiri entah kemana karena bayangannya tidak terlalu nyata dan hanya terlihat samar-samar. Kupanggil-panggil dirinya tetapi tak menjawab dan terus berjalan menuju sebuah gang kecil di ujung jalan. Segera Aku pergi dari tempat ini dan terus berdoa di jalan, sampailah Aku di rumah dan nafas ini terisak-isak karena ketakutan.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar