Cara berdakwah Sunan Drajat
Sunan
drajat atau yang memiliki nama asli raden qasim dikenal sangat arif dan
dermawan. Beliau menurunkan sebuah kaidah agar tidak saling menyakiti,
baik itu melalui perkataan maupun perbuatan, kepada para pengikutnya. Ia
juga memperkenalkan islam melalui konsep dakwah dengan cara yang bijak
dan tanpa paksaan. Dalam menyampaikan ajaran islam, sunan drajat
menempuh beberapa cara.
Pertama,
sunan drajat menyampaikan dakwah lewat pengajian secara langsung di
langgar atau masjid. Kedua beliau memberikan dakwah melalui
penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Ketiga, ia memberi fatwa atau
petuah dalam menyelesaikan suatu masalah. Keempat, ia menggunakan
kesenian tradisional. Karena itu, sunan drajat kerap berdakwah melalui
tembang pangkur dengan riringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan
ajara agama melalaui ritual adat tradisional sepanjang tidak
bertentangan dengan ajaran islam.
empat pokok ajaran sunan drajat
Sebenarnya
ada empat pokok ajaran sunan drajat. antra lain sebagai berikut ;
pertama, paringono taken marang kan kaluyon lan wuta. Kedua paringono
pangan marang kang kaliren. ketiga, paringono sandang marang kang
kawudan. Keempat, paringono payung kang kodanan. Adapun maksud keempat
ajaran tersebut, yakni memberikan tongkat kepada orang buta, memberikan
makan kepada yang kelaparan. memberikan pakaian kepada yang telanjang,
dan memberikan payung kepada yang kejujanan.
Cara
berdakwah sunan drajat – Dalam kehidupan sehari-hari, sunan drajat
sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalan mengitari
perkampungan pada malam hari. Konon, penduduk merasa aman dan
terlindungi dari gangguan makhluk halus yang sering merajalela setelah
pembukaan hutan. Selain itu, ketika setelah selesai sholat ashar,
beliau juga berkeliling kampung sambil berdzhikir dan mengingatkan
penduduk untuk melaksanakan shalat magrib.
“berhentilah bekerja, jangan lupa shalat,” kata sunan drajat dengan nada membujuk.
Sunan
drajat selalu telaten dalam merawat warga yang sakit. ia menggunakan
ramuan tradisional dan doa untuk mengobatinya. Sebagaimana para wali
yang lain, ia juga terkenal dengan kesaktiannya. Misalnya ia adalah
orang yang menciptakan sumur lengsanga di kawasan sumenggah ketika
beliau merasa kelelehan dalam suatu perjalanan. saat itu, ia meminta
pengikutnya mencabut wilus, yang merupakan sejenis umbi hutan, saat
dirinya merasa kehausan. Lalu ia pun berdoa, maka air bening tiba tiba
memancar dari lubang bekas umbi yang kemudian menjadi sumur abadi.
Cara
berdakwah sunan drajat – Sunan drajat juga berpesan sesuatu kepada
masyarakat yang diajarinya, pertama, memangun resep teyasing sasomo
(kita selalu membuat senang hati orang lain). Kedua, jroning suko kudu
eling lan waspodo (kita harus tetap ingat dan waspada di dalam suasana
riang). ketiga, laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning
lampah (kita tidak perlu memedulikan dengan segala bentuk rintangan
dalam perjalanan mencapai cita-cita luhur).
Keempat,
memper hardaning pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu).
Kelima, heneng, hening, henung (kita akan memperoleh keheningan dalam
keadaan diam dan kita akan mencapai cita-cita luhur dalam keadaan hening
itu). keenam, mulyo guno panca waktu (kita hanya bisa mencapai suatu
kebahagiaan lahir batin dengan shalat lima waktu)
Sunan
drajat meninggal dunia atau wafat dan dimakamkan di desa yang sama,
yaitu desa drajat, kecamatan paciran, kabupaten lamongan, jawa timur.
Tidak jauh dari makam beliau dibangun musem yang menyimpan beberapa
peninggalan dari era wali songo, peninggalan di bindang kesenian
khususnya.
Itulah penjelasan lengkap
mengenai cara berdakwah sunan drajat dalam menyebarkan agama islam di
pulau jawa, semoga dapat bermanfaat bagi kamu yang membutuhka informasi
di atas.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar