Tradisi Minum Teh Yang Sehat

Bookmark and Share

Kebiasaan Minum Teh Yang Sehat

Teh adalah minuman segala musim dan suasana. Tak berlebihan jika kita menyebut teh sebagai minuman pengulur usia. Studi di Norwegia menunjukkan bahwa mereka yang rajin minum teh minimal 1 cangkir per hari akan dapat menekan angka kematian. Hal ini juga telah dibuktikan sendiri pada masyarakat Cina yang memiliki usia lebih dari 100 tahun.
Coba bandingkan dengan di Indonesia, dimana usia 50 tahun meninggal adalah hal yang dianggap biasa, apabila jika penyebabnya adalah penyakit degeneratif (turunan). Teh merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit degeneratif yang sangat efektif. Untuk itu, konsumsilah teh agar terhindar dari penyakit ini.
Anda tidak perlu takut overdosis untuk meminum teh. Manfaat daun teh disumbang oleh polyphenol sebanyak 40% dalam setiap pucuknya yang bermanfaat sebagai antioksidan guna mengurangi resiko terkena beberapa macam kanker, sistem pencernaan, paru-paru, prostat, payudara, dan hati, serta mencegah katarak. Batas dosis mematikan polyphenol, ketika diuji coba terhadap tikus, adalah 3-5 gram / kg berat badan. Dengan demikian, masih aman jika meminum 10 cangkir teh hijau setiap hari sekali pun karena hanya sekitar 20 mg / kg berat badan.
Meski mengandung kafein — salah satu zat yang berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak — namun jumlahnya sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Satu liter teh hanya mengandung 200 mg kafein, jauh di bawah standar berbahaya sebanyak 7500 mg / hari. Bandingkan dengan 1/8 cangkir kofi yang mengandung 135 mg kafein.
Akan tetapi, seberapa banyak sebenarnya teh yang kita butuhkan sehari-hari? Jawabannya relatif, tergantung seberapa ingin Anda mendapatkan kebaikan dari teh. Kurang lebih 4-6 cangkir mampu menjaga kondisi kesehatan tubuh. Sementara, berdasarkan hasil penelitian Dr Sirving O Keli dari Lembaga Perlindungan Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Belanda, meminum teh sebaiknya minimal 4-7 cangkir per hari. Dengan cara ini, peminumnya akan tetap bugar dan terhindar dari gangguan jantung dan kanker.
Ada baiknya jika turut memperhatikan tehnik penyeduhan. Dengan alasan kesehatan, sebaiknya seduhlah teh dengan suhu sedang. Walau tak lazim, tapi menyeduh dengan suhu berkisar 60 derajat celcius — seperti yang banyak dilakukan oleh orang Jepang — bermanfaat mendapatkan katekin secara optimal. Kandungan katekin teh Jepang masih kalah dengan kandungan katekin teh Indonesia, tapi karena cara menyeduh teh kita tidak benar, maka penduduk Jepang mendapatkan manfaat katekin lebih banyak. Untuk itu, agar mendapatkan manfaat katekin dari teh, disarankan untuk tidak menyeduhnya pada suhu tinggi.
Anjuran lain, bila minum teh sebaiknya jangan dicampur dengan gula karena gula akan menghambat bahan aktif di dalam teh tersebut. Sementara bagi yang sedang berdiet, minumlah teh setelah makan atau di antara waktu makan yang satu dengan makanan yang lain. Cara ini sangat bagus bagi pemilik berat badan berlebih yang berniat untuk diet.
Efek negatif teh hanya jika dikonsumsi terlalu kental karena teh mengandung asam tanat yang bisa mengakibatkan anemia dan kekurangan zat besi. Ibu hamil disarankan untuk tidak mengkonsumsi teh kental karena dapat mengakibatkan janin dalam kandungan menjadi kekurangan zat besi bawaan.
Hindari untuk tidak merebus teh karena cara ini hanya akan membuat warna cairan lebih gelap (pekat) dan aroma khas teh hilang. Merebus teh berulang kali juga membuat oksigen terlarut berkurang dan menurunkan cita rasa teh itu sendiri.
Sajikan teh sesegera mungkin setelah diseduh karena teh tidak hanya diminum, namun juga dinikmati keharuman aromanya. Aroma teh akan menguat maksimal saat awal baru diseduh.
Sebagai peringatan, jangan menyimpan teh berdekatan dengan bahan yang beraroma tajam karena teh sangat mudah menyerap bau. Sebaiknya simpan teh di tempat tertutup rapat dan kering agar kualitas tetap terjaga.

2 thoughts on “Kebiasaan Minum Teh Yang Sehat

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar